Sejarah Desa

Riwayat Desa Muara Tiga dimulai abad ke 19 Masehi, yang mana pada saat itu ada pendatang dari Pasmah Pagar Alam Lahar yaitu Mutar Alam bernama Puyang Pati Prajurit dan Puyang Ratu. Adapun maksud dan tujuan mereka datang kelembah bukit barusan ini adalah unrtuk mencari tempat berusaha anak cucu mereka. Anakpuyang tersebut bernama Puyang Janggut, Puyang Raje Mude, Puyang Gajah Umang, Puyang Mantan dan Puyang Lanci. Kelima anak mereka berdiam diantara air kedurang danair padang guci, tepatnya di antara Muara Tiga Besar dan Muara Tiga Kecil, mereka hidup rukun dan damai. Akan tetapi sejak Belanda datang menjajah, seluruh ppenduduk di tepi sungai dihimbau untuk membuat pemukiman yang berdekatan dari pondok lainnya. Pada waktu itu mereka membuat pemukiman di daerah Kedurang ini. Puyang Kedum berada di Sulau Besar Puyang Kedum memiliki dua anak yaitu Puyang Paju dan Puyang Pagur, mereka bermukim di Lubuk Resam Sulau Tanjung Taring. Sedangkan Puyang Kusuk berdiam di daerah sulau besar dan sulau kanan bernama Tinggi Hari sulau besar. Setelah berakhirnya penjajahan, ketiga piyang tersebut hidup rukun dan damai. Mereka membuat kesepakatan, yang hasil kesepakatan mereka tersebut adalah Muara Kute terbentuklah nama dusun Muara Tiga dengan sudut penduduk Tanjung Beringin, Lubuk Resam dan Talang Kebun. Setelahberdiam di dusun Muara Tiga sudah ada perintah untuk membuat suatu Pemerintahan Dusun yang pertama di zaman Ratu Kamas.

Di dalam menjalani kehidupan baik anak Puyang Pati Prajurit, Puyang Kedum dan Puyang Kusuk yang sudah berkembang di Desa Muara Tiga. Pada waktu itu pemerintahan dipimpin oleh anak Puyang Kedum (Sunggut Tengah) yaitu Semintar. Setelah bebberapa tahunmenjabat Semintar pun akhirnya digantikan oleh Anak Ratu Kamas. Setelah usia Anak Puuyang Ratu Kamas sudah cukuo tua, kepemimpinan pun digantikan oleh Pangeran Dulla, seiring berkembangnya penduduk Kedurang yang sangat pesat. Dulla membuat suatu rancangan membangun siring selebang dan siring lubuk napalan untuk membuat persawahan di Kedurang ini. Setelah pemerintahan Dulla berakhir, pemerintahan pun digantikan oleh Jetahar, setelah habis masa jabatan Jetahar selanjutnya digantukan oleh Anak Puyang Mantan yaitu Sianip.

Pada tahun 1940 disudut Ulu Tanjung Beringin masa kepemimpinan Sianip pun berakhir dan digantikan oleh Sejanang masa jabatan Sejanang berakhir di tahun 1963. Setelah masa kepemimpinan Sejanang berakhir, diangkatlah Depati Hasanullah dan sebagai wakilnya diangkatlah Pesira Jumaris. Mereka menjabat dari tahun 1970 – 1984. Setelah masa jabatan Depati Hasanullah dan Pesira Jumaris habis, digantilah oleh Idman Hamid pada tahun 1984. Pada tahun 1984 Marga Kedurang berubah menjadi Kecamatan Kedurang Kabupaten Bengkulu Selatan dan nama depati pun diganti dengan nama Kepala Desa. Pada waktu itulah Desa Muara Tiga mulai mencalonkan Anak Puyang Mantan yaitu Wadirudin dengan pencalonan lawan tabung kosong dan terpilihlah Wadir menjadi kepala desa. Pada tahun 1984-2000 masa jabatan Wadirudin pun habis, tetapi waktu itu bekun ada calon dan di tunjuklah Yudisman sebagai PJS Desa Muara Tiga untuk masa jabatan tahun 2000-2003. Setelah masa jabatan Yudisman berakhir, diadakanlah lagi pencalonan kepala desa yaitu Samiun sebagai keppala desa Muara Tiga untuk masa jabatan 2003-2008, karena perkembangan penduduk desa begitu pesat baik pembangunan infrastruktur, kesehatan dan pendidikan. Diakhir masa jabatan kepala desa Samiun, dusun Talang Kebun ingin membuat pemerintahan sendiri maka terjadilah pemekaran desa menjadi Desa Muara Tiga Ilir. Setelah kepemerintahan Samiun berakhir, BPD pun mengumumkan pencalonan Kades. Pada saat itu hanya ada 2 calon yang mendaftarkan diri yaitu Asnawi dan Nisman, dan terpilihlah Nisman sebagai Kepala Desa untuk masa jabatan 2008-2014. Setelah masa jabatan Nisman habis diadakanlah PJS pada saat itu Maduri ditunjuk sebagai PJS Desa Muara Tiga 2014-2015. Akan tetapi di awal tahun 2015 terjadi lagi pergantian PJS Desa Muara Tiga, yaitu di pimpin oleh Kimarjo itu karena peraturan Pemerintahan Bengkulu Selatan yang menyatakan bahwa yang menjadi PJS Kepala Desa harus Pegawai Negeri Sipil. Dipertengahan tahun 2015 di bukalah pencalonan Kepala Desa untuk masa jabatan 2015-2021, yang mana peserta waktu itu terdiri dari 5 paslon: Nisman, Maduri, Buansi, Adirsan dan Milyus, SE. Pada pemilihan tersebut dimenangkan oleh Buansi sebagai kepala desa Muara Tiga hingga sekarang.

Supaya lebih rinci dan mudah dipahami oleh semua pihak maka kami susun tabel sejarah perkembangan Desa Muara Tiga dibawah ini:

TAHUN

KEJADIAN YANG BAIK

KEJADIAN YANG BURUK

1900

Kedatangan dua orang yang berasal dari Pagar Alam Lahat yaitu Mutar Alam

 

Terbentuknya kesepakatan ke tiga puyang, yaitu: Mare Kute pada waktu masyarakat pemerintahan Ratu Kamas

 

Anak Puyang Kedum (Sungut Tengah) yaitu Semintar. Setela beberapa tahun menjabat semintar.

 

Setelah Semintar akan berakhir masa jabatannya Semintar pun di gantikan Anak Ratu Kamas

 

1920-1930

Anak Puyang Ratu Kamas sudah cukup tua dan kepemimpinan digantikan oleh Pangeran Dulla

 

Dulla menghimbau kepada masyarakat yang terpisah untuk menetap di pinggir jalan.

 

Dibangunnya siring irigasi Air Selebang dan Lubuk Napalan

 

1930-1940

Masa jabatan Jetahar berakhir dan digantikan oleh anak Puyang Mantan yaitu Sianip

 

1940-1963

Masa kepemimpinan Sianip pun berakhir dan digantikan oleh Sejanang (Pada masa jajahan Jepang)

 

1963-1970

Sejanang berakhir, jabatannya pun diganti oleh Hasanullah

 

1970-1984

Masa kepemimpinan Depati Hasanullah dan pesirah Jumarus, setelah masa jabatan bbeliau habis daigantilajh dengan ideman hamid 1984

 

1984-2000

Perubahan Marga Kedurang enjadi Kecamatan dan Dusun menjadi Desa.

Pemilihan Kepala Desa pertama dengan 2 calon yaitu Anak Puyang Mantan: Wadirudin dengan pencalonan lawan Tabung Kosong dan terpilihlah Wadir menjadi Kepala Desa

 

1990

Terjadi kemarau 6 Bulan

 

2000-2003

Pencalonan Kepala Desa yaitu Samiun berlawanan dengan Dastian, SH. Terpilihlah Samiun menjadi Kepala Desa Muara Tiga untuk masa jabatan 2003-2008

 

2008

Dusun Talang Kebun ingin membuat Pemerintahan sendiri maka terjadilah pemekaran desa menjadi Desa Muara Tiga Ilir

 

2008-2014

BPD mulai mengumumkan pencalonan Kades maka Nisman dan Asnawi mencalonkan diri dan terpilihlah oleh masyarakat saudara Nisman

 

2014-2015

Masa jabatan Nisman pun habis tetapi waktu itu belum ada calon dan di tunjuklah maduri sebagai PJS Desa Muara Tiga

 

Di awal tahun 2015 terjadi perubahan peraturan dari Pemerintah bahwa yang berhak menjadi PJS adalah PNS maka ditunjuklah saudara Kimarjo

 

Di pertengahan tahun 2015 diadakanlah pemilihan kepala desa; yang pesertanya berjumlah 5 (lima) orang yaitu, Saudara Nisman, Saudara Maduri, Saudara Buansi, Saudara Adirsan dan Saudara Milyus, SE

 

Pada pemilihan tersebut terpilihlah saudara Buansi sebagai kepala desa Muara Tiga dengan masa jabatan 2015-2021

 

Berita Terbaru